---------------------------------
..........Secara pribadi, perayaan Kartini mengingatkan saya pada sosok Kartini-kartini sesungguhnya yang telah menyambung sendi-sendi alur kehidupan. Siapa yang tak mengenal
Ibu Selly disini sekarang ? Atau perempuan-perempuan tua yang berjejer di pinggir sebuah rel kereta api, pinggir sekali yang bahkan untuk melintas saja seorang masinisnya harus berteriak
permisi agar tak menyibak balutan kain si
penjual sayur kereta api tersebut. Mereka yang berjuang telah mendapatkan jiwa kehormatan itu. Tak perlu piagam PBB, oscar, citra mapun piala dan nobel lainnya yang mereka minta untuk sebuah pengukuhan.
Toh sejarah telah mencatatnya.
..........Kembali ke topik awal, sengaja saya menaruh
tittle yang demikian, karena segala sesuatunya ingin terlihat sempurna, tak ayal pemilihan judul pun menjadi pertimbangan yang
wah. Yang sering wara-wiri di komplek ini pasti sudah mafhum.
..........Ingatkah kita, ketika serupa malaikat, melarang kita untuk tidak mendekati tanah lapang ketika hujan; sebab disana raja petir bersemayam, yang suka menculik anak nakal yang tak patuh. Tapi redanya gerimis, kemilaunya
mejikuhibiniu, dan
ciut-ciut ayam mencari bayi cacing. Nyatanya dipojokan disana, berbasah kuyup, menggigil, bersebelahan dengan bola sepak, merengek dan lekas ingin dapat susu formula terlengkap. Sosok malaikat itu biasa terngiang dengan sebutan Ibu. Iya Ibu, ku bilang ibu.
..........Atau ketika saya mengeluh lantaran dipojokan oleh sebait isi kitab primbon Lia Ambarwati. Tertulis : Lelaki dengan tahi lalat di
penis memiliki nafsu yang besar. Kulihat lagi, benar adanya. Dan sesampainya kutanyakan pada Ibu. Dia hanya menjawab datar : Nafsu besar itu tidak hanya urusan bawah perut, nafsu bisa identik dengan ambisi. Obesif kompulsif lah tipemu. Begitu katanya !
..........Entah siapa juga yang mempopulerkan nyanyian wanita di jajah pria itu. Serasa ingin menjawabnya disini. Karena saya melihat cukup banyak berita yang mengangkat tema kaum hawa: yang tertindas, teraniaya, terabaikan, dan terlupakan pengukuhannya. Nyatanya semua berangkat dari lingkungan keluarga, Entah istri dianiaya suami, anak dipukul si ayah, pembantu rumah tangga dilecehkan sang majikan, atau semua berita-berita kejahatan yang diulas oleh bang napi yang tiap harinya selalu updet. Hampir selalu ada yang baru dan hampir semua menjadi sorotan utamanya.
..........Maka dengan ini saya memutuskan mengajukan proposal KPK Season 2 atau Komisi Pemberantasan Kompeni bagi perempuan Indonesia, untuk memperjuangkan sesuatu bagi kaum hawa. Tidak lebih !
---------------------------------------------------------------------
*ditulis dlm kondisi setengah koma, setengah tanda seru !
......maaf jika tulisan ini terlalu melantur. No Body ferfect